Sejarah Kelurahan Josenan
Sejarah Kelurahan Josenan
Kelurahan Josenan dahulu merupakan sebuah pedukuhan kecil di sebelah timur Sungai Bengawan Madiun yang dihuni beberapa keluarga dengan sebutan pedukuhan Ngebrak, yang dibuka pertama kali oleh seorang petapa yang gemar memelihara harimau bernama Kyai Joseno, tepatnya pada tahun 1850 M dan merupakan pedukuhan mandiri dan belum mempunyai suatu tatanan pemerintahan, karena Kyai Joseno sebagai pembuka hutan pertama kali maka oleh masyarakat dianggap sebagai tokoh masyarakat dan tokoh agama, disamping itu beliau juga penggemar kesenian Reog sehingga sampai sekarang setiap bulan Suro oleh masyarakat selalu diperingati dengan dipentaskan Reog yang di kirap di seluruh wilayah Desa.
Seiring perkembangan jaman dan peradapan masyarakat dan juga makin ramainya daerah sekitar aliran Sungai Madiun yang merupakan jalur transportasi pada masa itu maka dengan musyawarah warga pedukuhan Ngebrak, maka status dukuh diubah menjadi sebuah desa kecil yang sekaligus Kyai Joseno diangkat sebagai ketua desa/adat dan dibentuklah suatu tatanan pemerintahan desa dibawah kademangan dengan pengembangan wilayah menjadi 5 (lima) dukuh yaitu :
- Dukuh Ngebrak
- Dukuh Jonogaran
- Dukuh Duragan
- Dukuh Bulusari
- Dukuh Suroreyan
Dan sekaligus merubah nama Dukuh Ngebrak menjadi Desa Josenan yang diambilkan dari nama pendirinya yaitu Kyai Joseno. Sampai akhir pemerintahannya pada tahun 1912 dan beliau wafat dimakamkan di Jalan Empu Supo dan dikarenakan adanya pembangunan tangkis sungai Bengawan Madiun maka makam Kyai Joseno dipindahkan ke makam Moro Dalem masuk wilayah RT 28 RW 29.
Di dalam perkembanganya Desa Josenan masuk di dalam Distrik Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Sampai dengan tahun 1956 dan pada tahun 1957 Desa Josenan masuk wilayah Kota Praja Madiun menjadi Desa Perkotaan dan berdasarkan Undang – Undang nomor 28 tahun 1981, maka desa yang berada diperkotaan berubah status menjadi Kelurahan dan masuk wilayah Kecamatan Taman Kota Madiun sampai sekarang.
Kelurahan Josenan secara Administratib kewilayahan dibagi menjadi 9 RW dan 31 RT dengan Luas wilayah seluruhnya 154,49 Ha dan batas – batasnya :
Sebelah Utara | : Kelurahan Nambangan Kidul / Kelurahan Pandean |
Sebelah Selatan | : Kelurahan Kuncen / Kelurahan Demangan |
Sebelah Timur | : Kelurahan Demangan |
Sebelah Barat | : Sungai Bengawan Madiun |
Sedangkan jumlah penduduk Kelurahan Josenan ± 7240 Jiwa dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 67m di atas permukaan air laut sedangkan dalam pemerintahannya Kelurahan Josenan yang berdiri sampai dengan sekarang sudah terjadi penggantian jabatan Ketua Desa / Kades / Lurah sebanyak 19 kali baik pemilihan maupun penunjukkan dari Pemerintah Kota Madiun.
Adapun daftar nama pejabat Kepala Desa / Lurah antara lain :
NO. | NAMA KADES / LURAH | PERIODE | KETERANGAN |
1 | KYAI JOSENO | 1850 s.d. 1912 | Ketua Desa |
2 | MARDI | 1913 s.d. 1935 | Ketua Desa |
3 | KOESTIM | 1936 s. d. 1949 | Kades |
4 | KASBAN | 1950 s.d. 1961 | Kades |
5 | PARTO KABUL | 1961 s.d. 1965 | Kades |
6 | SUTRIMO | 1965 s.d.1972 | Karteker |
7 | SAELAN | 1972 s.d. 1988 | Kades |
8 | JUMONO | 1988 s.d. 1989 | Plt. |
9 | HARTONO | 1989 s.d. 1992 | Lurah |
10 | ANTON TRIHARTO | 1992 s.d. 1992 | Lurah |
11 | HARIYANTO | 1992 s.d. 1995 | Lurah |
12 | PARIYO | 1995 s.d. 1998 | Lurah |
13 | IRCHAM | 1998 s.d. 2001 | Lurah |
14 | POERJANTO | 2001 s.d. 2004 | Lurah |
15 | Drs. EDY DJOKO PURNOMO | 2004 s.d. 2005 | Plt. |
16 | Drs. ASMAWI | 2005 s.d. 2009 | Lurah |
17 | BAMBANG SEDIYONO,S.Sos | 2009 s.d. 2011 | Lurah |
18 | Drs.TUKILAN | 2011 s.d. 2014 | Lurah |
19 | BASARI, SH | 2014 s.d 2020 | Lurah |
20. | SURAT, S.Sos | 01-06-2020 s.d. 14-09-2020 | Plt. |
21 | EKO SANTOSO, S.H. | 15-09-2020 s.d. 12-10-2020 | Plt. |
22. | DARWITO, S.Sos | 13-10-2020 s.d. 31-12-2020 | Lurah |
23. | ANIK PUSPITA, S.Sos | 01-01-2021 s.d. 07-10-2021 | Lurah |
24. | DIAN PUSPITA, S.E. | 08-10-2021 s.d. 21-03-2024 | Lurah |
25. | SIGIT SUDARTO, A.Md | 22-03-2024 s.d. sekarang | Lurah |